top of page

Pentingnya Batasan Screen Time Pada Anak Usia Dini

  • Writer: Jennifer Amanda
    Jennifer Amanda
  • Jun 20
  • 3 min read
screen time

Seiring dengan berkembangnya teknologi seperti ponsel, gadget, dan video game selama beberapa dekade terakhir, anak-anak semakin banyak menghabiskan waktu mereka di depan layar (atau disebut dengan istilah “screen time”). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa di tahun 2024, sebanyak 37,02% anak usia 1-4 tahun dan 58,25% anak usia 5-6 tahun telah menggunakan telepon seluler dan mengakses internet. Tentu, penggunaan teknologi dan gadget dapat membantu proses pembelajaran anak dan sebagai sarana hiburan. Akan tetapi, terlalu banyak screen time terutama bagi anak-anak usia dini dapat berdampak buruk pada perkembangan otak maupun psikologis anak.


Sebuah studi dari Journal of the American Medical Association Pediatrics tahun 2023 menemukan bahwa anak berusia 2 hingga 5 tahun yang menonton layar berlebihan lebih riskan untuk mengalami keterlambatan tumbuh kembang anak. Anak dapat mengalami keterlambatan dari segi komunikasi, bahasa, motorik, dan pemecahan masalah. Selain itu menonton layar terlalu banyak juga telah dikaitkan dengan masalah tidur, masalah emosi dan perilaku, masalah atensi, dan keterampilan sosial yang rendah.


Kenapa masalah-masalah seperti ini dapat terjadi ya? Jawabannya karena usia 1 hingga 6 tahun, anak belajar mengenal lingkungan mereka menggunakan semua indra. Hal ini selanjutnya menjadi dasar anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, dan sosial.  Jadi sangat penting bagi mereka untuk dapat berinteraksi dengan ruang dan aktivitas tiga dimensi dibandingkan menonton gambar dua dimensi di layar. Seorang anak tidak akan belajar menumpuk balok dengan menontonnya di layar. Mereka akan belajar dengan menyentuh balok, merasakan tekstur, dan berat bahan yang berbeda, dan menggunakan coba-coba untuk menyeimbangkan satu balok dengan yang lain. Ini juga akan menjadi langkah awal mengembangkan kemampuan kognitif seperti pemecahan masalah dan kreativitas awal pada anak.


Selanjutnya, otak membutuhkan ransangan dari dunia luar dan anak butuh waktu untuk memproses berbagai ransangan yang diterima. Contohnya ketika anak membaca buku cerita dengan suara keras memberi anak waktu untuk memproses kata-kata, gambar, dan suara. Hal ini tentu melatih keterampilan anak untuk mengingat, belajar cara berfokus, dan berkonsentrasi. Selain itu, alih-alih berinteraksi satu arah dengan layar secara pasif, anak belajar bahasa dengan lebih baik saat berinteraksi maupun bermain langsung dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, anak belajar untuk aktif bercakap, mempelajari ekspresi wajah, bereaksi terhadap orang lain di kehidupan nyata.


Anak juga perlu belajar menghadapi kebosanan. Hal ini mengajarkan mereka cara mengatasi frustrasi dan mengendalikan dorongan mereka. Jika anak-anak terus-menerus distimulasi oleh layar, mereka lupa bagaimana mengandalkan diri mereka sendiri atau orang lain untuk hiburan. Hal ini menyebabkan frustrasi, menghambat motivasi, hingga muncul perilaku tantrum dari anak. Mengingat pentingnya stimulasi pada anak usia dini, maka orangtua perlu membatasi screen time anak.


Merujuk pada American Academy of Pediatrics, maka berikut batasan screen time yang dapat diberikan pada anak sesuai usianya :

  • < 18 bulan = Tidak diperbolehkan ada penggunaan gadget selain untuk mengobrol video bersama orang dewasa (misalnya, dengan orang tua yang sedang berada di luar kota).

  • 18 – 24 bulan = Orang tua dapat memperkenalkan konten media yang berkualitas dengan tujuan edukatif (seperti video musik, bahasa) dan menonton bersama anak untuk membantu anak memahami apa yang dilihat.

  • 2 – 5 tahun = Batasi screen time menjadi sekitar 1 jam per hari kerja dan 3 jam pada hari-hari akhir pekan. Berikan konten-koten edukatif dan berkualitas pada anak. Orang tua perlu memantau konten yang dilihat anak dan membantu anak memahami konten-konten yang dilihat.

  • > 6 tahun = Dorong kebiasaan sehat dan batasi aktivitas yang melibatkan layar. Hinadri penggunaan gadget selama makan, sebelum tidur, dan jalan-jalan. Pastikan gadget tidak menggangu tidur yang cukup, aktivitas fisik, belajar, dan perilaku lain yang penting untuk kesehatan fisik atau mental. Orang tua juga perlu memantau konten yang dilihat anak agar sesuai dengan usia anak dan mengantisipasi paparan konten yang tidak baik.


Sebagai orang tua, penting untuk memahami dampak dari screen time yang berlebihan serta pentingnya stimulasi langsung dari lingkungan sekitar. Dengan demikian, orang tua diharapkan dapat lebih bijak dalam mengatur penggunaan teknologi pada anak sejak dini. Melalui pendampingan dan batasan yang tepat, anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik, emosional, maupun sosial.

bottom of page