top of page
  • Writer's pictureFrida Condinata

Love without Label: The Rise of Situationship


Situationships

Situationship… is that even a love? Apakah kamu pernah berada di hubungan yang tidak jelas arahnya ke mana? Membuat kamu bertanya-tanya sebenarnya apa status hubungan ini? Pertemanan atau lebih? Then it’s clear, you are in situationship.

 

Situationship atau yang bisa juga disebut dengan HTS (hubungan tanpa status) merupakan term yang digunakan untuk menjelaskan relasi romantis yang tidak memiliki status ataupun komitmen.

 

Terdapat beberapa karakteristik dari individu yang menjalani situationship:

  1. Lack of Labels: Berbeda dengan orang yang memiliki komitmen, situationship tidak memiliki komitmen, sehingga dalam berelasi mereka tidak memiliki status yang jelas, tidak termasuk pacaran, tetapi tidak juga termasuk pertemanan.

  2. Unclear Expectations: Dalam menjalani situationship, ekspektasi yang dimiliki oleh seseorang tentunya bersifat tidak jelas karena tidak adanya komitmen. Maka relasi tersebut tidak bisa berjalan lebih jauh maupun lebih serius.

  3. Emotional Ambiguity: Kedua pihak mungkin memiliki perasaan satu sama lain, tetapi karena tidak adanya status yang jelas, maka perasaan yang muncul cenderung tidak memiliki batasan yang jelas dan berakhir memberikan rasa bingung akan satu sama lain.

  4. Casual Nature: Relasi yang dijalankan cenderung bersifat casual, karena salah satu atau kedua belah pihak tidak ingin hubungan yang menyulitkan dan merepotkan dirinya.

  5. Flexbility: Dalam menjalani relasi tanpa status, tentu hubungan menjadi bersifat fleksibel, karena salah satu pihak atau kedua belah pihak menikmati kedekatan tanpa adanya tekanan akan hubungan berkomitmen.


So Eüdiance, apakah karakteristik di atas terdapat dalam hubungan relasi romantis kamu? Selanjutnya akan kita bahas mengenai Triangular Theory of Love yang dibuat oleh Sternberg.

 

Menurut Sternberg, terdapat tiga komponen yang membentuk cinta, yaitu intimacy (kedekatan), passion (kesukaan), dan commitment (keseriusan). Dengan adanya ketiga komponen ini dalam sebuah hubungan, Sternberg menyebutnya sebagai compassionate love. Sementara, situationship sendiri hanya memiliki komponen intimacy dan atau passion. Menurut Eüdiance, does situationship includes as love? Pertanyaan ini kamu bisa renungkan sendiri, karena hanya kamu yang berhak memutuskan hal tersebut cinta atau tidak.


Sternberg's components of love

 

Then, why do certain people want a situationship?

Eüdiance penasaran gak sih kira-kira kenapa ya?

 

Berikut terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi seseorang menjalani hubungan situationship:

  1. Fear of Commitment: Salah satu atau kedua pihak yang sedang menjalani hubungan situationship mungkin memiliki rasa takut untuk melakukan komitmen karena pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan atau memiliki alasan personal yang sedang terjadi.

  2. Uncertain About the Partner: Seseorang merasa belum yakin apakah hubungan jangka panjang akan berhasil jika dijalankan dengan pasangan yang sedang didekati, sehingga mereka melakukan situationship sebagai masa percobaan.

  3. Busy Lifestyles: Seseorang dengan pekerjaan yang sangat terikat cenderung memilih menjalani hubungan yang low-maintenance.

  4. Desire for Freedom: Terdapat orang-orang yang masih ingin bebas dan kurang menyukai keterikatan akan suatu hubungan. Mereka merasa masih banyak hal yang ingin dieksplorasi sehingga memilih hubungan yang casual saja.


At the end of the day, apapun pilihan kamu, pilihlah yang terbaik untuk diri kamu.

So be wise in choosing, Eüdiance!

6 views0 comments

Comments


bottom of page