The Journey of Self-Love
- Winnie Hakim
- May 9
- 4 min read

What is Self-Love and Why It’s Needed?
Cinta, cinta, cinta.
Cinta tidak akan habisnya untuk selalu menjadi topik hangat di mana pun kita berada. Setiap cerita, film, lagu, dan orang-orang selalu mengumandangkan soal cinta. Perkara cinta, kita selalu memikirkan orang terdekat dimulai dari pasangan, keluarga, maupun teman. Namun pernah tidak Eüdiance sekalian memikirkan bagaimana dengan cinta untuk diri kita sendiri?
Mencintai diri sendiri, atau yang biasanya kita sebut dengan Self-Love adalah ketika kita merasa utuh, sehat, dan menjadi diri kita yang seutuhnya dan sesungguhnya. Bila diartikan secara spiritual, maka kata yang tepat adalah ‘Enlightment’ atau ‘Liberation’ (Harshad & Ghosh, 2022). Sebaliknya, lawan dari Self-Love adalah Self-Hate, yang berarti ketika seseorang merasa tidak utuh, menderita, memiliki konflik diri, serta identitas diri yang negatif (Harshad & Ghosh, 2022).
Apakah ketika kita mencintai diri sendiri, lantas kita perlu tetap mencintai aspek yang kita tidak sukai? Pada dasarnya, Self-Love itu adalah ketika kita menerima diri kita, terlepas adanya aspek-aspek yang kita tidak suka. Maka Self-Love sesungguhnya adalah mampu memahami diri sendiri, mengerti kapabilitas diri sendiri dan bertanggungjawab dalam mengembangkannya, serta tetap memedulikan diri dalam setiap prosesnya (Fromm, 2006, dalam Bhuyan et al., 2023).
Bukankah dengan mementingkan diri sendiri, berarti kita adalah orang yang egois? Jawabannya, bukan. Justru sebaliknya, Self-Love adalah antitesis dari keegoisan. Fromm (1939, dalam Bhuyan et al, 2023) mengartikan cinta sebagai kemampuan seseorang untuk memberikan afirmasi terhadap kehidupan, pertumbuhan, kesenangan, dan kebebasan. Sementara keegeoisan sendiri adalah kesulitan atau cara yang tidak sehat dari seseorang dalam memahami dirinya sendiri dan relasinya dengan orang lain. Jika disimpulkan, seseorang dengan Self-Love yang memadai, akan dapat berempati dengan dirinya sendiri dan orang lain. Sementara keegoisan menunjukkan kurangnya empati terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dasar sesungguhnya dari Self-Love adalah kita menghargai diri kita sendiri terlepas dari ketidaksempurnaan yang kita miliki.
How Self-Love Affects Yourself and Your Relationship
Self-Love tidak hanya berbicara mengenai diri sendiri. Justru, Self-Love adalah pondasi penting dalam diri yang memiliki dampak positif dalam berbagai hal dalam hidup. Beberapa manfaat di antaranya adalah:
Meningkatkan kesehatan psikologis
Dengan mencintai diri kita sendiri, maka kesehatan psikologis secara keseluruhan juga akan meningkat (Harshad & Ghosh, 2022). Tentunya ketika seseorang memiliki gambaran diri yang lebih positif, lebih percaya diri, dan lebih mampu menghadapi tantangan, maka secara keseluruhan ia juga akan lebih bahagia dan puas dengan hidupnya.
Meningkatkan potensi maksimal dalam diri
Mencintai diri sendiri memampukan kita untuk melihat diri kita secara lebih mendalam. Kita mulai mengenali aspek-aspek diri sendiri yang dulunya kita tidak ketahui, aspek yang kita sukai atau bahkan yang tidak kita sukai. Lewat kesadaran dan refleksi diri yang mendalam, kita mulai belajar menghadapi keterbatasan yang ada dengan lebih baik dan akhirnya mulai berusaha memperbaiki diri. Pada akhirnya, kita melepaskan diri dari keterbatasan yang ada dan melihat diri sendiri dengan sudut pandang yang lebih baik.
Membuat kita lebih dapat menghargai hubungan dan mencintai orang lain
Seperti yang sering dikatakan adalah, kita perlu belajar mencintai diri kita terlebih dahulu sebelum belajar mencintai orang lain. Kalimat ini benar apa adanya. Self-Love sendiri membuat kita memiliki kapasitas lebih luas untuk mengapresiasi keberhargaan diri seseorang, nilai seseorang, dan juga potensi seseorang (Bhuyan et al., 2023).
Memberikan kemampuan untuk memaafkan diri sendiri maupun orang lain, terlepas dari kesalahan yang terjadi
Ketika memahami keterbatasan diri, kita menyadari bahwa tentu ada kekurangan dalam diri kita. Dengan belajar memberikan empati pada diri, kita juga memahami dan berempati bahwa orang lain memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika ada kesalahan yang ada, kita dapat melihatnya sebagai bentuk pembelajaran dan tidak membiarkan diri tenggelam dalam rasa sakit. Tentunya, pembelajaran ini membuat kita ingin berubah dan membuat kita justru berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita.
Cultivates, Cultivates, Cultivates Self-Love
Bagaimana cara seseorang mengembangkan cinta pada diri sendiri? Proses mungkin akan penuh dengan rintangan, namun tetap ada cara-cara praktis yang bisa kamu lakukan.
Quality time dengan dirimu sendiri
Mungkin kamu sering mendengarkan kata me-time. Namun bagaimana jika me-time kali ini dibuat berbeda? Coba dipikirkan lagi. Seberapa banyak waktu dan energi yang kamu habiskan untuk bekerja atau bersosialisasi? Bahkan ketika kamu harusnya menikmati waktu sendiri, kamu tidak lepas dari ponsel untuk menghubungi temanmu, melihat sosial media, atau memikirkan orang lain. Kapan terakhir kali kamu benar-benar duduk untuk dirimu sendiri dan hanya memikirkan dirimu sendiri? Sekarang, mulailah dengan memberi dirimu waktu. Bisa dimulai dari cara paling sederhana, yaitu setiap hari, luangkan 30 menit hingga 1 jam untuk dirimu. Mulailah dengan melakukan hal-hal sederhana untuk membuat dirimu lebih senang, bisa dengan mandi dengan wewangian yang kamu suka, membaca buku, olahraga, atau meminum teh kesukaanmu. Betul-betul nikmati waktu berkualitas tersebut untuk dirimu, tanpa memikirkan hal yang lain.
Pride journaling
Belajar untuk lebih memberikan apresiasi terhadap diri sendiri setiap harinya, meskipun kamu tidak merasa begitu. Setiap hari, tuliskan 1 hal yang kamu banggakan dari dirimu. Misalkan, “Saya bangga karena bekerja dengan baik hari ini.” Atau “Saya bangga karena sudah makan tepat waktu.” Kebanggaan tidak harus datang dari hal besar, namun justru dari hal-hal sederhana yang terjadi di setiap harinya.
Menjaga diri sendiri dengan baik
Ketika kita diminta untuk menjaga seseorang, apa yang kita pikirkan? Berarti agar seseorang tidak sakit, tidak kekurangan, dan berkecukupan. Sama halnya dengan diri, kita perlu merawat diri dengan lebih baik. Berikan tubuhmu makanan bergizi, minum yang cukup, minum vitamin, tidur yang cukup. Jangan biarkan dirimu bekerja hingga kelelahan. Caranya sederhana, namun tanpa kamu sadari, bentuk rutinitas tersebut dapat menunjang kesehatan dirimu secara lebih luas.
Self-Love memampukan seseorang untuk melakukan berbagai hal yang sebelumnya ia rasa tidak dapat dilakukan. Ingat bahwa Self-Love adalah bentuk komitmen dan aksi untuk diri sendiri dan bukan sebuah tujuan. Setiap harinya kamu akan terus memilih untuk mencintai dirimu sendiri, lagi dan lagi, seterusnya sebagai proses tanpa henti.
To love oneself is the beginning of a lifelong romance. — Oscar Wilde
Self-love is a constant choice. It’s not a magical feeling that appears to you one day. It’s a commitment to your boundaries, your well-being, your mental and emotional health, and your body. — @mindfulmusings
Referensi
Bhuyan et al. (2023). Loving yourself: That’s “Great company!”. The Journal of Values-Based Leadership, 16(1). https://doi.org/10.22543/1948-0733.1446
Harshad, H., & Ghosh, S. (2022). Self-love: The lesson through which all other lessons are realized. International Journal of Health Sciences, 6(S2), 8054-8067. https://doi.org/10.53730/ijhs.v6nS2.7013