
Apakah Eudiance pernah merasa ragu dengan pencapaian sendiri? Merasa ragu dengan prestasi yang diperoleh? Merasa ragu bagaimana cara dirinya dapat mencapai yang diinginkan? Pikiran ini, disertai dengan perasaan tidak nyaman setiap hari? Pada umumnya, fenomena ini disebut dengan impostor syndrome.
Impostor syndrome merupakan pengalaman psikologis yang membuat individu merasa dirinya seperti penipu, walaupun sudah memiliki pencapaian. Fenomena ini dapat muncul dalam konteks pekerjaan, hubungan, persahabatan, ataupun keseharian. Fenomena ini merupakan fenomena umum dan membuat frustrasi karena menghambat diri kita.
Terdapat beberapa jenis dari impostor syndrome:
The Perfectionist. Individu yang memiliki keyakinan bahwa manusia harus benar-benar sempurna. Sifat perfeksionis ini membuat individu percaya bahwa dirinya tidak sebaik yang orang lain kira.
The Expert. Individu yang memiliki keyakinan bahwa mereka masih belum mengetahui segala sesuatu yang perlu diketahui tentang topik tertentu, merasa mereka harus memahami semuanya dan merasa masih banyak yang harus mereka pelajari, sehingga membuat mereka berpikir bahwa mereka bukan seorang ahli.
The Natural Genius. Individu memiliki keyakinan ketika dalam mempelajari suatu hal, mereka harus menguasainya dalam waktu yang cepat dan tidak melakukan kesalah dalam percobaan pertama. Jika tidak, mereka akan merasa diri mereka merupakan penipu.
The Soloist. Individu memiliki keyakinan bahwa mereka merupakan penipu, ketika meminta pertolongan orang lain dalam mencapai apa yang diinginkan.
The Superperson. Individu memiliki keyakinan bahwa diri mereka harus bekerja sangat keras untuk mencapai suatu hal. Jika tidak, mereka akan merasa mereka adalah penipu ketika mencapai hal tersebut.
Karakteristik yang sering dirasakan oleh impostor syndrome:
Sering merasa terganggu dengan kesalahan kecil.
Sering merasa kesuksesan yang diperoleh merupakan faktor beruntung.
Sering merasa dirinya palsu atau penipu.
Sering meremehkan dirinya sendiri, ketika sudah terlihat jelas kemampuan yang dimiliki cenderung di atas rata-rata.
Penyebab seseorang dapat mengalami impostor syndrome:
Ketidakmampuan dalam menganalisa kemampuan dan kompetensi secara realistis.
Memiliki pemikiran bahwa pencapaiannya berdasarkan bukan merupakan hasil usaha dirinya sendiri.
Sering mengkritik kemampuan diri sendiri.
Adanya ketakutan akan rasa tidak mampu mencapai ekspektasi orang lain.
Overachieving.
Sering meragukan akan pencapaian/kesuksesaan sendiri.
Kurang percaya dengan kemampuan diri sendiri, sering meragukan kemampuan diri sendiri.
Membuat tujuan yang sangat sulit dan merasa kecewa ketika gagal pada percobaan pertama.
Dapat terlihat bahwa sebenarnya individu yang mengalami impostor syndrome merupakan individu yang berbakat dalam bidangnya. Akan tetapi, individu menjadi ragu akan kemampuannya sendiri, karena memiliki suatu ekspektasi dan merasa dirinya tidak diperbolehkan untuk melakukan kesalahan. Hal ini tentunya terlihat bahwa individu yang mengalami impostor syndrome merupakan individu yang terlalu keras pada dirinya sendiri dan memiliki kecenderungan kekeliruan dalam proses berpikir (cognitive distortion). Permasalahan ini, cenderung membuat dirinya tidak percaya bahwa dirinya mampu mencapai apa yang diinginkan.
Terkadang, merasa ragu akan kemampuan diri sendiri merupakan perasaan yang cukup wajar, tetapi jika hal ini terjadi terus-menerus hingga menganggu aktivitas sehari-hari, tentunya ini bukan hal yang baik untuk diri sendiri, Eudiance! Jangan lupa untuk mencari bantuan profesional ketika merasa gejala yang dirasakan menganggu keseharian kalian ya Eudiance!