
Tahun 2024 sudah berakhir, dan kini kita sedang masuk ke dalam lembaran baru, yaitu tahun 2025. Jika mengingat ke belakang selama tahun 2024, apa saja sudah yang terjadi di hidupmu? Mungkin sekarang waktunya untuk masuk ke dalam refleksi diri. Begitu banyak momen yang terjadi di tahun 2024, baik dari momen yang buruk maupun yang baik. Mungkin dari setiap momen tersebut, muncul berbagai macam hal yang kemudian membekas dan menjadi beban sehari-hari. Sadari bahwa mungkin saja ada mental clutter yang perlu dibereskan.
Mental clutter tersebut dapat berubah pemikiran, kekhawatiran, atau beban emosional yang menumpuk sepanjang tahun. Bayangkan ini seperti sebuah ruangan yang berantakan. Barang bertumpukan di mana-mana, debu dan kotoran yang ada, dan tidak ada yang terselesaikan karena energi terlalu banyak dihabiskan untuk memikirkan bagaimana keluar dari situasi ini. Dimulai dari to-do list atau resolusi yang belum tercapai hingga kecemasan akan masa depan, mental clutter dapat menguras begitu banyak energi hingga hal sederhana menjadi sulit untuk dilakukan.
Jika tidak dibereskan, maka beban-beban ini bisa berdampak untuk kedepannya. Tentunya, kita tidak menginginkan untuk memasuki tahun baru dengan beban-beban sebelumnya. Kabar baiknya adalah, sama seperti kita bisa membereskan sebuah kamar yang berantakan, maka pikiran yang berantakan juga dapat dibereskan.
What is Mental Decluttering?
Mungkin para Eüdiance, sekalian lebih mengenal istilah decluttering, yaitu proses mengurangi atau mengorganisir barang-barang yang dianggap sudah berlebihan. Tujuannya untuk menciptakan ruangan yang lebih rapi, teratur, dan tentunya produktif. Jika decluttering dilakukan secara fisik, maka kegiatannya dapat meliputi seperti membuang atau menyumbangkan pakaian yang sudah tidak lagi dipakai, mengorganisir buku-buku di rak, atau membersihkan meja kerja agar lebih rapi.
Sementara mental decluttering tentunya adalah proses membersihkan diri dari pikiran-pikiran negatif, kekhawatiran, atau beban emosional yang berlebihan.
Why Mental Decluttering is Needed?
Sekarang bayangkan jika kita membiarkan pikiran atau beban emosional itu tetap ada. Maka, hal-hal seperti ini mungkin untuk timbul.
Memengaruhi keseharian kita secara negatif
Dampak keseharian ini bisa menjadi sangat banyak. Selain tentunya membuat kamu tetap cemas dan khawatir dalam jangka lama, bisa juga memengaruhi kreativitas dan pengambilan keputusan. Merasa stres dalam jangka lama juga dapat membuat kita mengalami burnout, prokrastinasi, bahkan sampai memengaruhi kualitas tidur.
Produktivitas menurun
Bayangkan jika semuanya berantakan, terkadang kita terlalu pusing untuk mulai dari mana dan tidak tahu harus fokus ke mana. Alhasil, kita menjadi tidak produktif, dan muncul cara-cara coping yang kurang sehat. Seperti alih-alih mengerjakan tugas yang belum selesai dibereskan, kita merasa lebih baik menonton film dan menghindari tanggung jawab yang ada karena rasa cemas. Tentunya strategi coping seperti ini kurang baik dan bisa menetap jika tidak segera diperbaiki.
Stuck di masa lalu
Sekarang siapa yang tidak pernah terpikirkan akan masa lalu? Nyatanya ketika ini tidak dibereskan, kamu akan terus terbayang-bayang akan kejadian masa lampau. Mungkin keputusan yang kamu sesali, ataupun efek dari masa lalu yang sebetulnya di luar kontrol kamu. Ingat, kita tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Tetapi, kita masih punya kontrol untuk apa yang kita lakukan sekarang.
Sebetulnya, mental decluttering ini bisa dilakukan kapan saja, kok. Tidak harus menunggu momen tahun baru. Namun terkadang momen-momen pergantian tahun bisa menjadi suasana yang mendukung untuk perubahan kamu. Suasana tahun baru bisa menjadi motivasi secara simbolis untukmu memulai sebuah perubahan.
Steps for Mental Decluttering
Step 1: Self-Reflection
Mulailah dari refleksi diri terlebih dahulu. Selama setahun kemarin, apa saja yang sudah terjadi? Kamu boleh memulai dari menuliskan momen-momen penting yang terjadi selama tahun 2024. Momen tersebut boleh momen yang menyenangkan, menyedihkan, ataupun menyakitkan. Yang pasti, tuliskan momen yang menurutmu signifikan selama setahun ini. Kemudian, dari setiap momen, tuliskan pikiran dan perasaanmu terkait itu. Selama kamu menulis, mungkin kamu akan menyadari bahwa ternyata ada momen yang belum bisa kamu lepaskan, atau pemikiran negatif yang masih stagnan. Nah, mungkin langkah perubahanmu bisa dimulai dari sana. Jangan lupa, tuliskan juga dampak pemikiran atau perasaan negatif tersebut pada dirimu.
Step 2: Prioritize The Changes
Setelah menuliskan semua, mulailah membuat set prioritas perubahanmu. Mungkin betul bahwa kamu perlu menata ulang semuanya, tapi ingat bahwa perubahan tidaklah instan. Yang penting adalah kamu memulai dengan gol yang realistis. Mulailah dari masalah yang mungkin paling mengganggumu. Sebagai contoh, kamu menyadari bahwa selama tahun 2024 kamu ternyata lebih punya banyak pemikiran negatif seperti merasa dirimu tidak punya apa-apa atau orang lain tidak pernah memahami dirimu.
Buatlah 1 gol baru yang sejalan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Misalkan, melakukan suatu hal baru yang selama ini sering kamu takuti, yaitu belajar mengutarakan pemikiran dan isi hatimu. Mulailah dari langkah sederhana, seperti menyampaikan ide ketika di sebuah kelompok atau tempat kerja, mengutarakan isi hati ke anggota keluarga, jujur ke temanmu, atau bahkan ya belajar jujur ke diri sendiri. Kamu bisa memulai dengan mencoba menuliskannya di atas kertas.
Step 3: Let Go
Sekarang setelah refleksi dan menentukan tujuan, kamu masih merasa khawatir dan ada pemikiran buruk yang muncul.
“Bagaimana jika aku gagal?”
“Sepertinya aku kurang mampu menjalankannya, bahkan tahun lalu pun tidak bisa”
Kecemasan wajar untuk ada, namun jangan sampai kecemasan itu mengalihkanmu dari tujuan yang sesungguhnya. Justru kecemasan ini bisa menambah beban mental dan menjadi masalah lain yang perlu dibereskan. Kamu bisa melatih dirimu untuk melakukan reframing terkait pemikiran buruk yang ada. Contohnya seperti “Tahun lalu memang ada kegagalan, namun di tahun ini aku sudah lebih mempersiapkan diriku dengan langkah-langkah baru untuk mencapai tujuan” atau “Proses memang tidak mudah, tetapi aku punya rencana jika ada tantangan yang muncul”
Step 4: Practice Mindfulness
Stays in the present, and not the past. Dengan berfokus pada apa yang bisa kamu lakukan pada masa ini, kamu dapat mengurangi mental clutter yang terjadi. Berlatihlah mindfulness secara rutin setiap hari atau minggunya, meskipun hanya beberapa menit. Caranya adalah setiap muncul pemikiran buruk yang mengganggu, kamu bisa menarik napas mendalam dan kembali fokus dengan apa yang kamu kerjakan saat itu. Kamu dapat menutup mata dan mengambil waktu sejenak untuk fokus hanya pada pernapasanmu. Kamu juga bisa berlatih mindfulness di tengah kegiatanmu. Seperti ketika kamu makan, mandi, atau olahraga. Baca artikel lebih lanjut mengenai mindfulness di sini.
Step 5: Minimize Distraction and Maintain Direction
Dalam mencapai tujuan, wajar jika ada distraksi yang muncul dan membuat kamu kemudian kelimpungan. Belajar untuk mengatakan “tidak” pada distraksi tersebut dan buatlah batasan-batasan yang sehat. Semisalkan, kamu sering melihat konten sosial media yang kemudian membuatmu menjadi lebih malas untuk menjalankan tujuanmu. Kamu dapat menimimalisir distraksi ini dengan melakukan social media break selama beberapa jam.
Kamu juga dapat terus meningkatkan motivasi dengan menuliskan kata-kata yang mendukung perubahanmu. Tentunya kata-kata ini bisa menjadi sebuah reminder, dan kamu dapat tempel di dinding kamarmu, menjadi alarm handphone-mu. Semakin sering diucapkan atau didengarkan, maka kata-kata motivasi tersebut akan lebih tertanam di dirimu.
More Tips for Mental Decluttering
Mental decluttering sama pentingnya dengan physical decluttering. Mungkin kamu juga bisa loh melepas beban emosional itu dengan melakukan physical decluttering, seperti membereskan pakaian lama, meja yang berantakan, atau membuat barang-barang yang tidak lagi penting.
Kamu bisa memulai dengan hal sederhana untuk mengatur pikiranmu setiap harinya: daily journaling. Menuliskan apa yang terjadi setiap hari dapat membantumu menjernihkan pikiran dan memberikan perspektif baru.
Istirahat yang cukup. Tubuhmu bisa lelah jika bekerja secara terus menerus, dan stres akan rentan untuk terjadi.
Lakukan sesuatu hal yang baru di luar rutinitasmu juga dapat menjadi ruang bagimu untuk recharge dan terbebas sejenak dari rutinitas yang ada.
Mulai membaca buku. Ketika pikiran penat, membaca buku dapat menjadi langkah untuk dirimu mendapatkan perspektif baru.
Pada akhirnya, mental decluttering bukanlah sebuah tugas yang diselesaikan dalam satu kali waktu, melainkan sebuah proses yang akan terus berlanjut. Kuncinya adalah untuk terus memeriksa kondisi diri sendiri secara rutin, melepaskan beban emosional yang tidak perlu, dan memelihara ruang yang kita ciptakan untuk diri kita sendiri. Mengambil langkah untuk mental decluttering akan menjadi langkah pertama untuk dirimu yang lebih baik. Ambilah langkah pertama itu saat ini, dan berikan dirimu ruang untuk bertumbuh. 🌱🧡
So, are you ready for the next chapter?