
Bahasa stres atau seringkali dikenal dengan istilah “stress language” mengacu pada berbagai macam pola respons kita saat merasa stres atau tertekan. Respons ini tidak hanya mencakup perilaku kita, namun juga sangat terkait dengan cara otak kita memproses ancaman atau tekanan yang dirasakan. Secara umum, terdapat empat bentuk bahasa stres yakni fight, freeze, flight, dan fawn. Yuk kita kenali masing-masing bentuk bahasa stres!
Fight
Fight adalah respons ketika kita siap menghadapi stres secara langsung. Amigdala otak yang bertanggung jawab untuk memproses rasa takut akan menjadi sangat aktif, dan adrenalin membanjiri tubuh untuk bersiap bertempur walaupun itu hanya berupa argumen atau ketidaksetujuan. Contoh dari respon fight seperti timbulnya keinginan untuk berdebat dan bersikeras mempertahankan pendapat pribadi. Ada kalanya kemungkinan untuk bersikap agresif atau marah sebagai upaya untuk berjuang untuk mengendalikan situasi, mencari solusi dan alternatif pemecahan masalah.
Jika respons stres kamu cenderung fight, maka cobalah untuk berhenti sejenak untuk menenangkan diri dan rileks. Lakukan relaksasi pernapasan serta berikan waktu sejenak bagi otak untuk menenangkan diri dan berpikir sebelum bereaksi. Selanjutnya, kamu juga dapat menyalurkan adrenalin melalui aktivitas fisik seperti berolahraga dan yoga untuk melepaskan energi terpendam dengan aman.
Freeze
Freeze seringkali terjadi saat kita merasa tidak berdaya karena stres. Otak kita menganggap situasi stres sangat membebani, sehingga sulit untuk membuat keputusan atau mengambil tindakan. Saat respons freeze timbul, tubuh dan pikiran kita berhenti sementara sebagai mekanisme pertahanan. Beberapa contoh umum dari freeze seperti menunda pekerjaan atau tugas, berdiam diri, kesulitan memproses informasi atau membuat keputusan, menarik diri dari pergaulan, hingga merasa buntu dan tidak mampu mengambil tindakan.
Jika respon stres kamu cenderung berdiam diri atau freeze, maka mulailah untuk menyusun pilihan-pilihan kecil dan minim resiko saat kesulitan mengambil keputusan. Kamu juga dapat berlatih membangun keterampilan pengambilan keputusan dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari seperti memutuskan apa yang akan dipakai atau dimakan. Selanjutnya, kamu juga dapat berbelas kasih pada diri sendiri. Berikan diri Anda izin untuk melakukan sesuatu secara perlahan tanpa menghakimi, menyalahkan, dan bersikap keras pada diri sendiri. Selain itu, kamu boleh mencoba untuk mencari bantuan dari orang lain (teman, rekan kerja, terapis, keluarga, pasangan) yang dapat membimbing dalam proses mengambil keputusan ataupun mendorong kamu mengambil langkah untuk maju.
Flight
Flight adalah respons tentang melarikan diri atau menghindari situasi yang tidak nyaman. Ketika otak menganggap suatu situasi sebagai sesuatu yang sangat tidak nyaman dan membebani, maka otak akan mengirimkan sinyal untuk menghindari atau melarikan diri dari sumber stres. Kita mungkin merasa cemas dan terjebak, sehingga reaksi pertama kita yang muncul adalah untuk segera keluar. Contoh umum dari flight seperti mengganti topik pembicaraan atau menghindari konfrontasi. Kita juga dapat melarikan diri ke tempat yang aman ataupun mengalihkan perhatian ke hal-hal lain (bermain, menonton, makan, jalan-jalan, dan lainnya) agar tidak merasa cemas.
Jika respons stres kamu cenderung menghindar atau flight, maka luangkan waktu sejenak untuk memproses hal yang membuat stres alih-alih menghindarinya seperti menulis jurnal atau membicarakannya. Selanjutnya, kamu dapat merenungkan situasi yang dihindari dan coba untuk kenali apa yang membuat stres, dan ambil langkah kecil dan bertahap untuk menghadapinya. Setelah itu, kamu juga dapat mengingatkan diri sendiri bahwa tidak semua stres situ berbahaya melainkan kamu dapat berlatih mengafirmasi diri secara positif seperti “Saya mampu mengatasi ini.”
Fawn
Fawn adalah respons ketika kita mencoba menyenangkan orang lain untuk meredakan stres. Saat menghadapi konflik, alih-alih melawan atau melarikan diri, kita mungkin secara naluriah setuju dengan orang lain atau berusaha keras untuk membuat mereka bahagia. Otak kita melihat menyenangkan orang lain sebagai pilihan yang aman untuk menghindari potensi konflik. Contoh dari fawn mencakup mudah setuju dengan pendapat orang lain sekalipun kita memiliki pendapat yang berbeda, terlalu banyak meminta maaf dan mencoba menyenangkan orang lain. Orang yang cenderung merespons dengan fawn seringkali juga kesulitan menjaga batasan dengan orang lain, dan menghindari mengungkapkan pikiran atau pendapat karena merasa takut.
Jika respon stres kamu cenderung menyenangkan orang lain atau fawn, maka luangkan waktu sejenak untuk bertanya kepada diri sendiri apa yang benar-benar kamu inginkan sebelum kamu segera menyetujui sesuatu. Kamu juga dapat mencoba untuk menyadari preferensi, pikiran, dan pendapat pribadi terkati suatu hal. Lalu, mulailah berlatih dengan mengatakan “tidak” dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Secara bertahap, tingkatkan batasan yang lebih besar, dengan mengingat tidak apa-apa untuk mempriotasikan kebutuhan kamu sendiri.
Demikian bentuk-bentuk dari bahasa stres. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki “bahasa stres” yang berbeda. Respons stres kamu dapat berubah tergantung pada konteks, keadaan, atau situasi. Setiap bahasa stres memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, jadi ada baiknya untuk mengenali pola-pola ini agar dapat mengatasi stres dengan lebih baik di berbagai lingkungan. Apabila Eüdiance memiliki kesulitan terkait kelola stres, maka jangan ragu untuk segera konsultasikan dengan tenaga profesional ya!