top of page

Apa yang Harus Kamu Lakukan Ketika Hidupmu Terasa Hampa: Mengenal Existential Crisis

  • Writer: Jordyano Marcho Hong Diyanto
    Jordyano Marcho Hong Diyanto
  • Oct 10
  • 5 min read
alone

Eüdiance, pernahkah kamu merasa hampa? Mungkin merasa hidupmu monoton, semua yang kamu kerjakan begitu-begitu saja. Mungkin kamu pernah merasa kehilangan arah, makna, ataupun tujuan. Tenang, kamu tidak sendiri kok. Ada begitu banyak orang yang pernah mengalami hal yang sama. Bahkan mungkin orang-orang di sekitar kamu juga merasa mereka menjalani hari demi hari seperti mayat hidup yang terjebak dalam rutinitas.


Terkadang beberapa orang menggunakan istilah existential crisis untuk mendeskripsikan pengalaman tersebut. Apalagi ketika berhadapan dengan kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja. Kalau kamu mencari kata “existential crisis” di Google, maka kamu akan diperhadapkan dengan berbagai topik seperti masalah lingkungan, ekonomi, peperangan, dan berbagai konflik lain yang sedang terjadi saat ini.


Berhadapan dengan itu semua, dunia tampak begitu buruk dan kehidupan tampak sia-sia. Tidak jarang ada orang-orang yang mempertanyakan alasan dan makna dari hidupnya. Beberapa bertanya-tanya mengapa dia tidak merasa memiliki “passion” ataupun “purpose” yang jelas. Apakah kamu merasakan hal yang sama? Apabila iya, ini mungkin artikel yang tepat untukmu.



Mengenal Existential Crisis

Existential crisis memang merupakan suatu fenomena yang cukup banyak ditemukan pada individu di berbagai tahapan usia. Sebenarnya apa sih existential crisis itu? Secara sederhana mungkin kita bisa mendefinisikan existential crisis sebagai ketakutan atau kekhawatiran terkait dengan eksistensi individu dalam kehidupan itu sendiri. Existential crisis ini berkaitan dengan pandangan seseorang mengenai makna dan tujuan hidup serta bagaimana dia mempersepsikan peranan serta eksistensi dirinya.


Tentunya definisi ini mungkin terasa begitu abstrak, dan saya rasa definisi yang abstrak ini juga menggambarkan reaksi emosi yang mungkin dialami seseorang ketika menghadapi existential crisis. Namun definisi ini saja tentunya tidak cukup membantu kamu mengenali apakah kamu mengalami existential crisis itu sendiri atau tidak. Nah untuk membantumu menjawab pertanyaan tersebut, silakan cek beberapa tanda berikut.



Tanda-tanda Kamu Mungkin Mengalami Existential Crisis

Existential crisis merupakan suatu pengalaman personal yang mungkin berbeda di setiap orang, namun inilah beberapa tanda yang mungkin bisa membantumu mengenali existential crisis itu sendiri.


1. Kurang atau kehilangan motivasi

Motivasi merupakan daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tentunya semua orang bisa saja mengalami kehilangan motivasi, ini merupakan hal yang wajar dan bisa jadi hanya menunjukkan kelelahan secara fisik, emosional, maupun psikologis. Namun apabila ini berlangsung dalam rentang waktu yang lama, ini bisa menjadi salah satu tanda seseorang mengalami existential crisis.


2. Merasa apatis atau bosan

Terkadang beberapa orang yang mengalami existential crisis cenderung merasa apatis ataupun bosan dengan berbagai hal. Beberapa juga mengalami emotional numbess dan merasa hampa. Ini bisa berkaitan dengan pekerjaan, hobi, ataupun interaksi sosial.


3. Merasa cemas atau sedih berlebihan

Selain merasa bosan atau apatis, seseorang juga bisa saja merasakan cemas atau rasa sedih yang berlebihan. Beberapa individu juga merasakan low mood atau depresi sampai tingkat tertentu. Ada juga yang merasa tidak punya energi ataupun kehilangan harapan.


4. Terpikirkan mengenai kematian

Tanda selanjutnya dari existential crisis adalah ketika seseorang terus menerus memikirkan kematian dan merasa hidup merupakan hal yang sia-sia. Beberapa individu mungkin merasa cemas, khawatir, dan takut ketika pemikiran ini muncul. Namun ada juga yang merespons pemikiran ini dengan perasaan hampa atau apatis.


5. Perasaan kesepian atau terisolir

Beberapa individu yang mengalami existential crisis kerap kali melaporkan bahwa mereka sering merasa kesepian, terisolir, dan tidak memiliki siapa-siapa. Ini terjadi bahkan ketika individu merasa di tengah keramaian. Ini menunjukkan kurangnya perasaan terhubung dengan orang lain baik teman, pasangan, ataupun keluarga.


6. Merasa kehilangan arah dan makna

Tanda yang terakhir berkaitan dengan perasaan kehilangan makna dan tujuan hidup. Setiap individu punya pemikiran mengenai siapa dirinya dan apa perannya dalam lingkungan sosial maupun dunia secara keseluruhan. Namun individu yang mengalami existential crisis cenderung merasa dirinya tidak bermakna, hidupnya sia-sia, dan kesulitan menemukan alasan untuk hidup.


Nah itulah keenam tanda kamu mungkin mengalami existential crisis. Namun kamu mungkin bertanya-tanya apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami hal tersebut?



Mengapa Seseorang Mengalami Existential Crisis?

Seperti yang saya sampaikan bahwa existential crisis merupakan suatu pengalaman personal. Hal ini menyebabkan simtom dan gejala di setiap orang tidak selalu sama dan penyebabnya juga beragam. Existential crisis bisa saja dipicu karena masalah kesehatan individu, masalah pekerjaan ataupun finansial, perceraian, kekerasan, maupun kondisi geopolitik, lingkungan, serta faktor global lainnya.


Menurut Irvin Yalom (1980), seorang psikolog eksistensial ternama, terdapat empat area utama yang berkaitan dengan eksistensi manusia, yaitu:

1.     Kematian

2.     Kebebasan

3.     Isolasi

4.     Kebermaknaan


Keempat area ini biasanya menjadi area pergumulan individu yang mengalami existential crisis itu sendiri. Menurut Yalom, untuk seseorang dapat terbebas dari existential crisis maka dia juga perlu terbebas dari kekhawatiran dalam 4 area tersebut melalui penerimaan, komunitas, dan bersikap otentik. Masalah dalam 4 area inilah yang mungkin menjadi alasan seseorang mengalami existential crisis. Lalu apa yang bisa kamu lakukan apabila kamu mengalami existential crisis?



Cara Menghadapi Existential Crisis

Menghadapi existential crisis bukanlah sesuatu yang mudah, namun berikut beberapa cara yang mungkin bisa kamu coba:


  1. Coba membuat “my book of life”

Ini adalah kegiatan sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mencoba menggali dan menemukan makna dalam hidupmu. Seperti namanya, kamu diminta untuk menuliskan berbagai hal yang membantumu menemukan makna dalam hidup yaitu:

a. Tuliskanlah nilai-nilai yang kamu miliki

b. Tuliskanlah hal-hal yang menurutmu sejalan dengan passion-mu

c. Tuliskanlah mengenai hubungan-hubungan yang kamu miliki saat ini dan bagaimana

dampaknya terhadapmu

d. Tuliskanlah mimpi dan harapanmu terkait karier, keluarga, relasi, dan dirimu sendiri

e. Tuliskanlah gambaran masa depan yang ideal dan kurang ideal menurutmu

f. Buatlah beberapa tujuan jangka pendek yang menurutmu membantu semakin dekat dengan

impianmu

g.  Tuliskanlah “mantra” pribadi yang bisa kamu ucapkan untuk menguatkan dirimu

h.  Tuliskan dan abadikan momen-momen keberhasilanmu dalam buku ini


  1. Ambil waktu untuk “me time” dan self-care

Kegiatan “me time”  dan self-care secara rutin bisa membantumu untuk pulih secara fisik, psikologis, dan emosional. Terkadang kamu bisa terlalu sibuk dengan berbagai kegiatanmu baik pendidikan, pekerjaan, ataupun memenuhi tuntutan dari orang-orang di sekitarmu sampai kamu lupa untuk merawat dirimu sendiri. Ibaratkan galon air yang terus memberikan airnya untuk dikonsumsi orang lain, kamu pelan-pelan juga akan mengalami kekosongan dan perlu diisi ulang.


  1. Praktikan mindfulness

Mindfulness merupakan sesuatu yang bisa kamu coba lakukan dan ini akan membantu kamu untuk bisa fokus ke “hari ini” dibandingkan terus menerus memikirkan mengenai masa lalu ataupun masa depan.


  1. Terlibat kegiatan volunteer dan praktikan altruisme

Ini merupakan salah satu cara praktis yang bisa kamu lakukan dan bisa membantumu menemukan makna yang baru dalam hidupmu. Kegiatan volunteer dan altruisme bisa membantumu untuk merasakan emosi positif, membantumu mengenali dampak positif yang kamu berikan untuk orang lain, dan melihat hidup sebagai sesuatu yang lebih bermakna. Tapi bukan berarti kamu harus menghabiskan hidupmu untuk melakukan tindakan tersebut ya, kamu bisa mencoba untuk menemukan titik kesimbangan yang paling sesuai untukmu.


  1. Konseling dan konsultasi dengan Psikolog

Apabila kamu merasa bahwa permasalahan existential crisis yang kamu alami sangat signifikan dan mengganggu kehidupan sehari-harimu. Kamu juga bisa mencoba untuk konseling dan berkonsultasi dengan Psikolog. Melalui bantuan profesional, kamu mungkin bisa kembali menemukan makna hidup yang kamu harapkan.


Nah itulah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk membantumu menghadapi existential crisis ya. Ingat bahwa siapapun bisa saja mengalami masalah ini dan jangan ragu untuk mencari bantuan apabila kamu membutuhkannya. Sebagai penutup mungkin quote ini dapat membantumu.


“ Life has no meaning. Each of us has meaning and we bring it to life. It is a waste to be asking the question when you are the answer.” – Joseph Campbell

 

bottom of page